Sabtu, 04 Juni 2016

Kesetimbangan Elektrolit Asam dan Basa

Kesetimbangan Elektrolit Asam dan Basa





Asam sering dikenali sebagai zat berbahaya dan korosif. Hal ini benar untuk beberapa jenis asam yang digunakan di laboratorium, seperti asam sulfat dan asam klorida. Tetapi asam yang tidak berbahaya juga banyak ditemui dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya pada cuka dan buah – buahan. Seperti halnya asam, basa juga sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya dalam pasta gigi, deterjen, atau cairan pembersih. Secara umum, asam dapat dikenali dari bau dan rasanya yang tajam / asam. Sedangkan basa bersifat licin dan rasanya pahit. Bila diteteskan pada kertas litmus, asam akan memberikan warna merah dan basa akan memberikan warna biru.

5.1. Teori – teori Asam Basa
5.1.1. Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H+ atau H3O+  dalam air. Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH- dalam air.
                                                HA  +  aq   à   H+(aq)  +  A-(aq)
                                                BOH  +  aq   à   B+(aq)  +  OH-(aq)
Di dalam air, ion H+ tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk ion dengan H2O.
                                                H+  +  H2O   à   H3O+ (ion hidronium)
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, asam dapat terbagi menjadi
1.       Asam monoprotik à melepaskan 1 ion H+
Contoh : asam klorida (HCl)
                        HCl  à  H+(aq)  +  Cl-(aq)
2.       Asam diprotik à  melepaskan 2 ion H+
Contoh : asam sulfat (H2SO4
                        H2SO4  à  H+(aq)  + HSO4-(aq)
                        HSO4-  à  H+(aq)  + SO42-(aq)
3.       Asam triprotik à melepaskan 3 ion H+
Contoh : asam fosfat (H3PO4)
                        H3PO4  à  H+(aq)  + H2PO4-(aq)
H2PO4-  à  H+(aq)  + HPO42-(aq)
HPO42- à  H+(aq)  + PO43-(aq)

Bila asam dan basa direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah senyawa netral (yang disebut garam) dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau reaksi penetralan, yang akan mengurangi ion H+ dan OH- serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan secara bersamaan. Jika asam yang bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik, maka akan dihasilkan lebih dari satu jenis garam. Misalnya pada rekasi antara NaOH dengan H2SO4.
                                NaOH  +  H2SO4   à   NaHSO4  +  H2O
                                NaHSO4  +  NaOH   à   Na2SO4  + H2O
Senyawa NaHSO4 disebut sebagai garam asam, yaitu garam yang tebentuk dari penetralan parsial asam poliprotik. Garam asam bersifat asam, sehingga dapat bereaksi dengan basa membentuk produk garam lain yang netral dan air.

5.1.2. Teori Brönsted – Lowry
Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku pada larutan dalam air. Teori ini tidak dapat menjelaskan fenoena pada reaksi tenpa pelarut atau dengan pelarut bukan air. Pada tahun 1923, Brönsted – Lowry mengungkapkan bahwa sifat asam – basa ditentukan oleh kemempuan senyawa untuk melepas / menerima proton (H+). Menurut Brönsted – Lowry, asam adalah senyawa yang memberi proton (H+) kepada senyawa lain.
Contoh : HCl  +  H2O   à   H3O+  +  Cl-
Sedangkan basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain.
Contoh : NH3  +  H2O   à   NH4+  +  OH-
Dalam larutan, asam / basa lemah akan membentuk kesetimbangan dengan pelarutnya. Misalnya HF dalam pelarut air dan NH3 dalam air.
                                                HF  +  H­2O            à   H3O+  +  F-



                                                NH3  +  H2O   à  NH4+  +  OH-


Pasangan a1 – b2 dan a2 – b1 merupakan pasangan asam – basa konjugasi.
Ø  Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa yang menerima proton
Ø  Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang melepas proton

Teori Brönsted – Lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam maupun basa, yang disebut sebagai zat amfoter. Contohnya adalah air. Di dalam larutan basa, air akan bersifat asam dan mengeluarkan ion positif (H3O+). Sedangkan dalam larutan asam, air akan bersifat basa dan mengeluarkan ion negatif (OH-).

5.1.3. Teori Lewis
Lewis mengelompokkan senaywa sebagai asam dan basa menurut kemampuannya melepaskan / menerima elektron. Menurut Lewis,
Ø  Asam : - senyawa yang menerima pasangan elektron
- senyawa dengan elektron valensi < 8
Ø  Basa : - senyawa yang mendonorkan pasangan elektron
- mempunyai pasangan elektron bebas
Contoh : Reaksi antara NH3 dan BF3
                                                H3N :  +  BF3   à   H3NàBF3
Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas kepada boron. Pasangan elektron bebas yang didonorkan ditandai dengan tanda panah antara atom nitrogen dan boron.

Kelebihan teori Lewis ini adalah dapat menjelaskan reaksi penetralan yang dilakukan tanpa air. Misalnya pada reaksi antara Na2O dan SO3. Menurut Arrhenius, reaksi penetralan ini harus dilakukan dalam air.
                                                Na2O  +  H2O   à   2 NaOH
                                                SO3  +  H2à  H2SO4
                                                2 NaOH  +  H2SO4   à   2 H2O  +  Na2SO4

Teori Lewis memberikan penjelasan lain untuk menjelaskan reaksi ini.
                                                Na2O(s)  +  SO3(g)   à   Na2SO4(s)
                                2 Na+  +  O2-   à   2 Na+  +  [ OàSO3 ]2-

5.2. Konsep pH
Air memiliki sedikit sifat elektrolit. Bila terurai, air akan membentuk ion H+ dan OH-. Kehadiran asam atau basa dalam air akan mengubah konsentrasi ion – ion tersebut. Untuk suatu larutan dalam air, didefinisikan pH dan pOH larutan untuk menunjukkan tingkat keasaman.

5.2.1 Derajat keasaman (pH) Asam / Basa Kuat
Penentuan pH asam / basa kuat dihitung dengan persamaan
                                                                pH  =  - log [H+]
                                                                pOH  =  - log [OH-]
Dalam satu liter air murni, terdapat ion H+ dan OH- dengan konsentrasi masing – masing 10-7 M. Sehingga, pH air murni adalah
                                                                pH  =  - log [10-7]
                                                                pH  =  7
Hasil kali ion [H+] dan [OH-] dalam air selalu konstan, dan disebut tetapan air (Kw).
                                                                Kw  =  [H+]  [OH-]  =  10-14
                                                                pH  +  pOH  =  14

5.2.2 Derajat keasaman (pH) Asam / Basa Lemah
Asam dan basa lemah hanya terurai sebagian dalam air.
Bila asam lemah terurai dalam air :
                                                HA  +  H2O  =  H3O+  +  A-
Tetapan kesetimbangan untuk asam lemah (Ka) dinyatakan sebagai :
Ka  = 
Nilai pH asam lemah dinyatakan sebagai:
                                                                pH  = 
M adalah nilai konsentrasi larutan yang akan ditentukan derajat keasamannya.
Basa lemah terurai dalam air dengan reaksi
                                                NH3  +  H2O  =  NH4+  +  OH-
Tetapan kesetimbangan untuk asam lemah (Ka) dinyatakan sebagai :
Kb  = 
Nilai pOH basa lemah dinyatakan sebagai :
                                                                pOH  = 

5.3. Larutan Penyangga (Buffer)
Bila suatu larutan mengandung asam dan basa lemah, larutan tersebut dapat menyerap penambahan sedikit asam / basa kuat. Penambahan asam kuat akan dinetralkan oleh basa lemah, sedangkan penambahan basa kuat akan dinetralkan oleh asam lemah. Larutan seperti ini disebut sebagai larutan penyangga atau larutan buffer. Pada umumnya, larutan penyangga merupakan pasangan asam – basa konjugasi yang dibuat dari asam / basa lemah dan garamnya. Contohnya asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COONa). Ion asetat (CH3COO-) merupakan basa konjugat dari asam asetat. Untuk larutan penyangga, nilai pH dan pOH dinyatakan sebagai
                                                pH  =  pKa  +  log
                                                pOH  =  pKb  +  log

Contoh soal :
Suatu larutan penyangga dibuat dengan mencampurkan tepat 200mL 0,6M NH3 dan 300mL 0,3M NH4Cl. Jika volume diasumsikan tepat 500mL, berapa pH larutan tersebut ?

Jawab :
Jumlah mol NH3 dalam campuran = 0,6 mol/L x 0,2 L = 0,12 mol
Jumlah mol NH4+ dalam campuran = 0,3 mol/L x 0,3 L = 0,09 mol
Konsentrasi asam dan garam dalam larutan
                                [NH3]  = M  =  0,24 M
                                [NH4+]  =  M  =  0,18 M
Karena larutan penyangga dibuat dari basa lemah dan garamnya, maka
                                pOH  =  pKb  +  log
                                pOH  =  4,74  +  log
                                pOH  =  4,74  +  log
                                pOH  =  4,61
                                pH  = 14 – 4,61  =  9,39
Larutan penyangga mempunyai peran yang besar dalam kehidupan. Salah satu contoh larutan penyangga adalah H2CO3 / HCO3- dalam darah, yang bertugas menjaga agar pH darah tetap netral.

5.4. Hasil Kali Kelarutan
Pada umumnya, sebagian besar garam, yang terbentuk dari reaksi penetralan asam – basa, larut dalam air. Dalam larutan jenuh, berlaku asumsi adanya kestimbangan antara garam yang tidak terlarut dengan ion – ion garam yang terlarut.
Contoh :               AgCl(s)  =  Ag+(aq)  +  Cl-(aq)
                                K  = 
                                K . [AgCl] = [Ag+] [Cl-]
                                      Ksp  =  [Ag+] [Cl-]

Besaran Ksp disebut sebagai konstanta hasil kali kelarutan, yang nilainya tertentu untuk tiap jenis garam. Karena nilai Ksp diketahui, maka kelarutan Ag+ dan Cl- dalam air murni dapat dihitung.
Ksp  =  [Ag+] [Cl-]
                                1,7.10-10 = x.x
                                x  =  √1,7.10-10 = 1,3.10-5 M

Jika garam dilarutkan dalam pelarut yang mengandung salah satu ion pembentuk garam tersebut, maka kelarutannya akan lebih kecil. Hal ini disebut sebagai pengaruh ion sejenis.
Contoh : AgCl yang dilarutkan dalam larutan NaCl 0,01M.
Diketahui : Ksp = 1,7.10-10

[Ag+]
[Cl-]
m
-
0,01
b
x
x
s
x
0,01 – x  ≈  0,01
                Ksp  =  [Ag+] [Cl-]
                                                1,7.10-10  =  x . 0,01
                                                x  =  1,7.10-8

5.5. Hidrolisa 
Bila garam bereaksi dengan air, maka akan terurai dan melepaskan asam atau basa bebas.
                                                BA  +  H2O  =  BOH  +  HA
Proses ini disebut sebagai hidrolisa. Salah satu produk reaksi ini (HA atau BOH) akan terurai kembali bila asam atau basa tersebut merupakan elektrolit kuat. Tetapan kesetimbangan reaksi hidrolisa (Kh) dinyatakan sebagai
                                Kh  =    ( bila garam terbentuk dari basa kuat dan asam lemah )
atau                       Kh  =    ( bila garam terbentuk dari asam kuat dan basa lemah )
Perbandingan antara bagian yang terhidrolisa dengan kadar garam semula disebut derajat hidrolisa (g).


Pelatihan PKM BEMF Farmasi UAD


Minggu,5 Juni 2016. Bertempat di ruang 206 Kampus III UAD, BEMF Farmasi Universitas Ahmad Dahlan melaksanakan Pelatihan PKM'Program kreatifitas mahasiswa' dengan tema : Strategi Penghantar Kreatifitas Menuju PIMNAS. acara ini merupakan salah satu program kerja dari Dept.Keilmuan dan Pengembangan Farmasi BEMF Farmasi UAD.

Pada kesempatan ini diisi oleh pemateri yang sangat luar biasa yaitu pemateri pertama oleh Dr.Laela Hayu Nurani,M.Sc.,Apt beliau menyampaikan materi tetang tata cara sistematika pembuatan PKM yang akan nantinya diikutkan di PIMNAS. kemudian dilanjutkan dengan pemateri kedua yaitu oleh Bapak Azis Ikhsanudin,M.Sc.,Apt yang menjelaskan tentang strategi dan memunculkan ide-ide yang akan di tuangkan dalam proposal PKM. lalu dilanjutkan dengan pemateri ketiga yaitu oleh Desi Novita Revianawati selaku mahasiswa fakultas farmasi UAD lolos PIMNAS.

Minggu, 29 Mei 2016

Penjelasan Antibiotik Penghambat Sintesis Asam Nukleat



     
      


Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau kisaran kerja, mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur biokimianya. Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat dibedakan menjadi antibiotik berspektrum sempit (narrow spectrum) dan antibiotik berspektrum luas (broad spectrum). Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu menghambat segolongan jenis bakteri saja, contohnya hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri gram negative saja atau gram positif saja. Sedangkan antibiotik berspektrum luas dapat menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram positif maupun gram negatif. 

Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima :

1. Antibiotik dengan mekanisme penghambatan sintesis dinding sel 

2. Perusakan membran plasma

3. Penghambatan sintesis protein

4. Penghambatan sintesis asam nukleat 

5. Penghambatan sintesis metabolit esensial.

Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara profilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi. Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi replikasi mikroorganisme. Yang termasuk antibiotik penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotik golongan kuinolon dan rifampin atau rifampisin.

Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)

a. Kuinolon

Kuinolon, merupakan bakterisida karena menghambat lepasnya untai DNA yang terbuka pada proses superkoil dengan menghambat DNA girase (enzim yang menekan DNA bakteri menjadi superkoil). Untuk memasukkan DNA untai ganda yang panjang kedalam sel bakteri, DNA diatur dalam loop (DNA terrelaksasi) yang kemudian diperpendek oleh proses superkoil. Sel eukariotik tidak mengandung DNA girase. Sifat penting dari Kuinolon adalah penetrasinya yang baik ke dalam jaringan dan sel (bandingkan dengan Penisilin), efektivitasnya bila diberikan secara oral, dan toksisitasnya relatif rendah.

Pada saat perkembang biakkan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.

- Efek Samping dan Interaksi Obat

Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi pada saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan efek samping yang paling sering dijumpai. Efek samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia. Efek samping yang lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek samping ini. Enoksasin menghambat metabolisme Teofilin dan dapat menyebabkan peningkatan kadar Teofilin. Siprofloksasin dan beberapa Kuinolon lainnya juga memperlihatkan efek ini walaupun tidak begitu dramatis.

- Penggunaan Klinik

a. Infeksi saluran kemih Seperti Prostatitis, Uretritis, Servisitis dan Pielonfritis.

b. Infeksi saluran cerna Seperti demam Tifoid dan Paratifoid

c. Infeksi saluran nafas bawah Seperti Bronkitis, Pneumonia, Sinusitis Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin Gonore



- Contoh obat golongan kuinolon : 

1) Asam Nalidiksat

Asam Nalidiksat adalah kuinolon pertama yang ditemukan memiliki aktivitas antibakteri, tapi Asam Nalidiksat tidak mencapai kadar antibakteri sistemik dan sampai saat ini hanya digunakan pada infeksi saluran kemih.

b. Fluorokuinolon

- Mekanisme kerja

Menghambat replikasi DNA bakteri dengan cara mengaggu kerja topoisomerase II selama pertumbuhan dan reproduksi bakteri

- Spektrum antimikroba

Semua fluorokuinolon bersifat bakterisidal. Secara umum, efektif terhadap organisme-organisme gram negatif. Walaupun aktif tehadap beberapa organisme gram positif, fluorokuinolon tidak boleh dipakai dalam pengobatan infeksi-infeksi pneumokokus atau enterokokus. Fluorokuinolon menurunkan insidens infeksi saluran kemih postoperatif.



- Contoh obat fluorokuinolon

1. Siprofloksasin : obat ini adalah fluorokuinolon yang paling poten dan mempunyai spektrum antibakteri yang sama seperti norfloksasin. Siprofloksasin berguna dalam pengobatan infeksi pseudomonas pada fibrosis kistik. Siprofloksasin bisa bekerja sinergistik bersama obat-obat β-laktam.

2. Norfloksasin : obat ini efektif terhadap organisme-organisme gram negatif dan gram positif pada pengobatan infeksi saluran kemih dan prostatitis, tetapi tidak efektif pada infeksi sistemik

3. Ofloksasin : seperti norfloksasin, ofloksasin terutama digunakan dalam pengobatan prostatitis yang disebabkan oleh E.coli dan penyakit-penyakit hubungan seksual kecuali siflilis. Ofloksasin bisa digunakan sebagai terapi alternatif pada penderita gonorea.

4. Lomefloksasin : berguna dalam pengobatan infeksi saluran cerna kemih dan bronkitis. Lomefloksasin tidak efektif terhadap bakteremia pseudomonas

- Resistensi 

1. Target yang berubah : Modifikasi pada DNA-girase, khususnya pada asam amino N-terminus subunit A, telah menyebabkan penurunan afinitas terhadap fluorokuinolon. Subunit B girase jarang mengalami mutasi

2. Akumulasi yang berkurang : konsentrasi obat yang berkurang dalam sel bakteri berkaitan dengan dua mekanisme. Satu melibatkan suatu pengurangan jumlah porin protein di membran luar sel resisten, sehingga mengganggu masuknya obat ke dalam girase intrasel. Mekanisme lainnya berhubungan dengan mekanisme efluks di dalam membran sitoplasmik 

- Farmakokinetik

1. Absorpsi : minum obat fluorokuinolon bersamaan dengan sukralfat, antasid-antasid yang mengandung aluminium atau magnesium atau makanan tambahan yang mengandung besi atau seng dapat mengganggu absorpsi obat-obat anti bakteri

2. Distribusi : Semua fluorokuinolon berdistribusi baik ke dalam semua cairan jaringan tubuh. Kadarnya tinggi dalam tulan, urine, ginjal, dan jaringan prostat (tetapi tidak di cairan prostat). Fluorokuinolon berakumulasi dalam makrofag dan leukosit polimorfonuklear, sehingga efektif terhadap organisme intrasel.

3. Metabolisme : obat-obat ini sebagian dimetabolisme menjadi senyawa – senyawa yang kurang aktivitas antimikrobanya

4. Ekskresi : obat asli dan metabolitnya diekskresikan ke dalam urine dan terjadi konsentrasi tinggi di sini. Ini adalah jalan ekskresi utama untuk ofloksasin. Gagal ginjal memperpanjang waktu paruh dari masing-masing obat. Fluorokuinolon lainnya mengalami bersihan di hepar dan ginjal. Waktu paruh fluorokuinolon berkisar 3-5 jam kecuali lomefloksasin yang mempunyai waktu paruh 8 jam.





b. Rifampisin

Rifampisin merupakan obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Rifampicin sering dipakai untuk pengobatan tuberculosis (TBC). Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah berkontak dengan seseorang yang sedang menderita infeksi serius. Obat ini hanya diberikan dengan resep dokter. Infeksi jaringan lunak dan tulang. Seperti Osteomielitis. Untuk infeksi pasca bedah oleh kuman enterokokus Ps. aeroginosa atau stafilokokus yang resisten terhadap Beta Laktam atau Aminoglikosid. 




- Mekanisme kerja Rifampisin

Rifampisin bekerja dengan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Cara kerja obat ini yaitu dengan menonaktifkan enzim bakteri yang disebut RNA polimerase. Bakteri menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein dan untuk menyalin informasi genetik (DNA) mereka sendiri. Tanpa enzim ini bakteri tidak dapat berkembang biak dan bakteri akan mati. Kerja Obat Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Mekanisme kerja, Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase sehingga sintesis RNA terganggu. 




- Interaksi Obat

Interaksi obat ini adalah mempercepat metabolisme metadon, absorpsi dikurangi oleh antasida, mempercepat metabolisme, menurunkan kadar plasma dari dizopiramid, meksiletin, propanon dan kinidin, mempercepat metabolisme kloramfenikol, nikumalon, warfarin, estrogen, teofilin, tiroksin, anti depresan trisiklik, antidiabetik (mengurangi khasiat klorpropamid, tolbutamid, sulfonil urea), fenitoin, dapson, flokonazol, itrakonazol, ketokonazol, terbinafin, haloperidol, indinafir, diazepam, atofakuon, betabloker(propanolol),diltiazem, nifedipin, verapamil, siklosprosin, mengurangi khasiat glukosida jantung, mengurangi efek kostikosteroid, flufastatin.

Rifampisin adalah suatu enzyme inducer yang kuat untuk cytochrome P-450 isoenzymes, mengakibatkan turunnya konsentrasi serum obat-obatan yang dimetabolisme oleh isoenzyme tersebut. Obat obat tersebut mungkin perlu ditingkatkan selama pengobatan TB, dan diturunkan kembali 2 minggu setelah Rifampisin dihentikan. Obat-obatan yang berinteraksi: diantaranya : protease inhibitor, antibiotika makrolid, levotiroksin, noretindron, warfarin, siklosporin, fenitoin, verapamil, diltiazem, digoxin, nortriptilin, alprazolam, diazepam, midazolam, triazolam dan beberapa obat lainnya.




- Efek Samping 



Pada Saluran cerna ; rasa panas pada perut, sakit epigastrik, mual, muntah, anoreksia, kembung, kejang perut, diare, SSP: letih rasa kantuk, sakit kepala, ataksia, bingung, pening, tak mampu berfikir, baal umum, nyeri pada anggota, otot kendor, gangguan penglihatan, ketulian frekuensi rendah sementara ( jarang). Hipersensitifitas: demam, pruritis, urtikaria, erupsi kulit, sariawan mulut dan lidah, eosinofilia, hemolisis, hemoglobinuria, hematuria, insufiensi ginjal, gagal ginjal akut( reversibel). Hematologi: trombositopenia, leukopenia transien, anemia, termasuk anemia hemolisis. Intoksikasi lain: Hemoptisis, proteinurea rantai rendah, gangguan menstruasi, sindrom hematoreal.




Sumber : https://www.academia.edu/8766016/174911476-Makalah-Farmakologi